Didemo Ojol Grab dan Gojek Gara-gara Pasang Tarif Terlalu Murah, Maxim Malah Ajak Kerjasama
Maxim adalah startup transportasi online asal Rusia. Mereka memasang tarif lebih murah dari yang pesaingnya sehingga para driver Gojek dan Grab di wilayah Solo Raya mendemo kantor Maxim di Jalan RM Sangaji, Solo.
JAKARTA, Bagus - Humas Maxim Maria Pukhova mengatakan pihaknya membuka lowongan untuk para driver dari ojol lain ikut bergabung di Maxim.
"Para pengemudi ojol dari kompetitor yang melakukan aksi protes sebenarnya dapat mendaftar dan bekerja bersama kami," ujarnya dalam keterangan, Kamis (19/12/2019)
Para driver bisa mendapatkan penghasilan yang lebih besar bila bergabung dengan Maxim. "Jadi tidak perlu melakukan aksi-aksi yang merugikan banyak pihak serta meresahkan masyarakat seperti ini," lanjutnya.
Maria Pukhova menyebutkan bahwa aksi yang dilakukan driver Grab dan Gojek tersebut merupakan intimidasi yang tidak dibenarkan secara hukum."Aksi protes yang mengarah kepada kekerasan, intimidasi sampai persekusi sama sekali tidak dibenarkan," terang dia.
Maria menyatakan bahwa tarif ojol Maxim telah dikalkulasi berdasarkan upah pendapatan daerah yang berlaku. Pihaknya berkomitmen membantu pelanggan maupun pengemudi ojol untuk mendapatkan layanan yang murah dan ramah di kantong.
Dia menegaskan bahwa tarif dari Maxim menjadi keuntungan bersama baik untuk pengemudi ojol maupun pelanggan.
"Khususnya bagi para pengemudi ojol, Order mereka akan menjadi lebih banyak dan penghasilan mereka pun akan terjamin," tutup dia.
Seperti diketahui, driver Gojek dan Grab di wilayah Solo raya menggeruduk kantor penyelenggara transportasi online Maxim di Jalan RM Sangaji, Gajahan, Pasar Kliwon, Solo.
Para pendemo juga meminta penyedia jasa transportasi online asal Rusia itu menghentikan operasionalnya.
"Aksi ini menindak lanjuti petisi yang kami layangkan beberapa hari sebelumnya karena tidak ada tanggapan kami datangi kantornya,"
jelas salah seorang driver Gojek, Supardi, 34 di Lapangan Kartopuran seperti dikutip dari detikcom, (16/12/2019).
Setibanya di lokasi, massa langsung berorasi dan memblokade akses jalan lingkungan yang ada di sekitar. Arus lalu lintas yang sebelumnya lancar menjadi tersendat selama beberapa saat.
Terpaksa aparat harus menerjunkan anggotanya untuk mengamankan jalannya aksi. Beruntung perwakilan massa diberikan kesempatan untuk mediasi dengan pihak manajemen Maxim Solo. "Langsung kita segel dulu kantornya. Tapi mitra maxim masih boleh beroperasi untuk sementara," kata penanggung jawab aksi, Bambang Wijanarko usai mediasi dengan pihak Maxim Solo.
Dalam mediasi itu, pihak Maxim Solo masih diberikan kesempatan untuk menyesuaikan tarif sesuai yang sudah ditentukan. Para driver ojek online ini pun masih memberi kesempatan pada mitra Maxim untuk tetap beroperasi. Oleh sebab itu yang disegel hanya kantor manajemen saja sebagai bentuk kesepakatan.
Sebagai informasi, Maxim adalah startup transportasi online asal Rusia. Maxim berdiri sejak 2003 di kota Chardinsk, Pegunungan Ural. Perusahaan ride hailing asal Rusia ini memasang tarif minimum Rp 2.000-3.000, jauh di bawah Permenhub nomor 12 Tahun 2019.
Padahal tarif rata-rata ride hailing lainnya, Gran dan Gojek berkisar Rp 7.000-10.000, sesuai dengan ketentuan. Dengan tarif yang ditetapkan Maxim, pelanggan mitra Gojek maupun Grab pindah karena lebih lebih murah.
Maxim menetapkan tarif minimalnya Rp 1.850 per kilometer, dengan tarif batas atasnya Rp 2.300 per kilometer, sesuai dengan aturan. Bedanya di penetapan per empat kilometer awal yang ditetapkan Maxim Rp 3.000 kalau di Gojek dan Grab Rp 7.000-10.000.
"Kantor kami tutup sementara sesuai permintaan kawan-kawan," kata Penanggung jawab Kantor Maxim Solo, Arif Yuda.
Pihaknya tengah menunggu keputusan dari kantor pusat, dan enggan berandai-andai. Untuk mencari solusi terbaik, pihak Maxim juga akan segera konsultasi kepada Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surakarta. Arif berharap pemerintah kota bisa mencarikan solusi terbaik atas masalah tersebut.
"Selanjutnya kami akan ikuti bagaimana arahan Dishub agar segera dapat solusi yang lebih baik," kata Arif.
Usai mediasi, massa mulai beranjak meninggalkan lokasi demo. Kendati demikian, massa siap kembali mendatangi Kantor Maxim Solo dengan jumlah yang lebih besar jika permintaan tersebut tidak segera dipenuhi dalam tiga hari ke depan.
Foto : Instagram |
JAKARTA, Bagus - Humas Maxim Maria Pukhova mengatakan pihaknya membuka lowongan untuk para driver dari ojol lain ikut bergabung di Maxim.
"Para pengemudi ojol dari kompetitor yang melakukan aksi protes sebenarnya dapat mendaftar dan bekerja bersama kami," ujarnya dalam keterangan, Kamis (19/12/2019)
Para driver bisa mendapatkan penghasilan yang lebih besar bila bergabung dengan Maxim. "Jadi tidak perlu melakukan aksi-aksi yang merugikan banyak pihak serta meresahkan masyarakat seperti ini," lanjutnya.
Maria Pukhova menyebutkan bahwa aksi yang dilakukan driver Grab dan Gojek tersebut merupakan intimidasi yang tidak dibenarkan secara hukum."Aksi protes yang mengarah kepada kekerasan, intimidasi sampai persekusi sama sekali tidak dibenarkan," terang dia.
Maria menyatakan bahwa tarif ojol Maxim telah dikalkulasi berdasarkan upah pendapatan daerah yang berlaku. Pihaknya berkomitmen membantu pelanggan maupun pengemudi ojol untuk mendapatkan layanan yang murah dan ramah di kantong.
Dia menegaskan bahwa tarif dari Maxim menjadi keuntungan bersama baik untuk pengemudi ojol maupun pelanggan.
"Khususnya bagi para pengemudi ojol, Order mereka akan menjadi lebih banyak dan penghasilan mereka pun akan terjamin," tutup dia.
Seperti diketahui, driver Gojek dan Grab di wilayah Solo raya menggeruduk kantor penyelenggara transportasi online Maxim di Jalan RM Sangaji, Gajahan, Pasar Kliwon, Solo.
Para pendemo juga meminta penyedia jasa transportasi online asal Rusia itu menghentikan operasionalnya.
"Aksi ini menindak lanjuti petisi yang kami layangkan beberapa hari sebelumnya karena tidak ada tanggapan kami datangi kantornya,"
jelas salah seorang driver Gojek, Supardi, 34 di Lapangan Kartopuran seperti dikutip dari detikcom, (16/12/2019).
Setibanya di lokasi, massa langsung berorasi dan memblokade akses jalan lingkungan yang ada di sekitar. Arus lalu lintas yang sebelumnya lancar menjadi tersendat selama beberapa saat.
Terpaksa aparat harus menerjunkan anggotanya untuk mengamankan jalannya aksi. Beruntung perwakilan massa diberikan kesempatan untuk mediasi dengan pihak manajemen Maxim Solo. "Langsung kita segel dulu kantornya. Tapi mitra maxim masih boleh beroperasi untuk sementara," kata penanggung jawab aksi, Bambang Wijanarko usai mediasi dengan pihak Maxim Solo.
Dalam mediasi itu, pihak Maxim Solo masih diberikan kesempatan untuk menyesuaikan tarif sesuai yang sudah ditentukan. Para driver ojek online ini pun masih memberi kesempatan pada mitra Maxim untuk tetap beroperasi. Oleh sebab itu yang disegel hanya kantor manajemen saja sebagai bentuk kesepakatan.
Sebagai informasi, Maxim adalah startup transportasi online asal Rusia. Maxim berdiri sejak 2003 di kota Chardinsk, Pegunungan Ural. Perusahaan ride hailing asal Rusia ini memasang tarif minimum Rp 2.000-3.000, jauh di bawah Permenhub nomor 12 Tahun 2019.
Padahal tarif rata-rata ride hailing lainnya, Gran dan Gojek berkisar Rp 7.000-10.000, sesuai dengan ketentuan. Dengan tarif yang ditetapkan Maxim, pelanggan mitra Gojek maupun Grab pindah karena lebih lebih murah.
Maxim menetapkan tarif minimalnya Rp 1.850 per kilometer, dengan tarif batas atasnya Rp 2.300 per kilometer, sesuai dengan aturan. Bedanya di penetapan per empat kilometer awal yang ditetapkan Maxim Rp 3.000 kalau di Gojek dan Grab Rp 7.000-10.000.
"Kantor kami tutup sementara sesuai permintaan kawan-kawan," kata Penanggung jawab Kantor Maxim Solo, Arif Yuda.
Pihaknya tengah menunggu keputusan dari kantor pusat, dan enggan berandai-andai. Untuk mencari solusi terbaik, pihak Maxim juga akan segera konsultasi kepada Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surakarta. Arif berharap pemerintah kota bisa mencarikan solusi terbaik atas masalah tersebut.
"Selanjutnya kami akan ikuti bagaimana arahan Dishub agar segera dapat solusi yang lebih baik," kata Arif.
Usai mediasi, massa mulai beranjak meninggalkan lokasi demo. Kendati demikian, massa siap kembali mendatangi Kantor Maxim Solo dengan jumlah yang lebih besar jika permintaan tersebut tidak segera dipenuhi dalam tiga hari ke depan.