Kejutan di Pidato Politik SBY Nanti Malam, Ini Kisi-kisinya

Pidato politik SBY kali ini, bertajuk refleksi akhir tahun. Pidato itu akan disuarakan SBY ketika menghadiri Wisuda Taruna Akademi Demokrat Tahun 2019 di JCC, Senayan, Jakarta. Pidatonya, dijadwalkan berlangsung sekitar pukul 19.30 WIB - 20.00 WIB.
Jarang muncul ke publik setelah istri dan ibunya meninggal, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), kini on fire lagi. Malam ini, Presiden keenam itu dijadwalkan akan menyampaikan pidato politik.

  • Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mencium kening anaknya: Agus Harimurti Yudhoyono. Foto: Twitter @SBYudhoyono

JAKARTA, Bagus - Terakhir, SBY berpidato bertepatan setelah 100 hari wafat istrinya Ani Yudhoyono, 10 hari wafat ibunya Siti Habibah dan hari ulang tahunnya yang ke 70. Pidato kontemplasi yang disampaikan 9 September lalu itu, masih berselimut duka. Isinya, campur aduk: sedih dan haru.

Sementara malam nanti, pidato SBY bertajuk refleksi akhir tahun. Pidato itu akan disuarakan SBY ketika menghadiri Wisuda Taruna Akademi Demokrat Tahun 2019 di JCC, Senayan, Jakarta. Pidatonya, dijadwalkan berlangsung sekitar pukul 19.30 WIB - 20.00 WIB.

Apa yang akan disampaikan?

Wakil Ketua Umum Syarief Hasan belum mau memberi bocoran. Namun, kata dia yang pasti pidato politik itu akan disampaikan SBY secara terbuka.

“Ya tunggu besok dong, tunggu besok. Kalau sekarang bocorannya juga enggak ini ya. Besok saja kita lihat,” kata Syarief di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, kemarin.

Ia juga enggan memberi tahu apakah dalam pidato politik SBY nanti, ikut memuat sikap politik resmi Partai Demokrat pasca-Pilpres. Apakah akan oposisi, koalisi atau kembali menjadi penyeimbang?

Yang pasti, sebut Syarief bakal ada kejutan dalam pidato tersebut. “Pokoknya tunggu lah besok, biar besok ada kejutan juga buat semuanya ya kan. Ya kejutan kalau berita baru pasti kejutan,” elaknya.

Soal SBY yang kembali on fire, dibenarkan oleh Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Pandjaitan. Dia bilang, SBY mulai sibuk lagi mengurus partai. "Ya benar, sudah padat lagi," kata Hinca lewat pesan WhatsApp tadi malam.

Dalam acara nanti, sebut Hinca, ada 3 agenda yang akan diikuti SBY. Pertama, mewisuda angkatan pertama Taruna Demokrat. "Ini dari didikan Akademi Demokrat yang dibina mas AHY," terangnya.

Kedua, pengarahan di internal untuk semua kader, dari DPP, DPD hingga DPC seluruh Indonesia. Terakhir, baru pidato politik. Bagian dari refleksi pergantian tahun.

Apa isinya?

Hinca awalnya juga enggan menjabarkan secata detail. Hanya dia bilang akan penuh kejutan. "Pidatonya besok, akan penuh kejutan itu," responsnya.

Sekilas ia memberikan kisi-kisi, bahwa pidato SBY akan berbicara tentang Indonesia 2020. "Tantangan, peluang dan harapan dengan menganalisa apa yang terjadi 2019 dan bagaimana 2020 seluuh aspek bernegara," sebut Hinca.

Ketika didesak, apakah akan menyoroti kebijakan pemerintah Jokowi-Ma'ruf? Ia membenarkan. "Tentu ya, pelaksanaan pemerintahan selama setahun ini dan bagaimana kedepan," kata dia.

Lalu bagaimana dengan sikap politik Partai Demokrat pasca-Pilpres, apakah akan ada perubahan dan turut disampaikan dalam pidato politik SBY?

Hinca menegaskan bahwa posisi politik Partai Demokrat tidak berubah. Sama seperti periode sebelumnya. Tetap sebagai penyeimbang. "Yang sudah baik diteruskan dan didukung, yang belum baik kita perbaiki," terangnya.

Dalam pidato politik nanti, Hinca juga memastikan bahwa SBY tidak akan bicara tentang kekuasaan semata. "Saat semua partai bicara kekuasaan semata, Demokrat bicara tentang masa depan bangsa untuk kepentingan rakyat," pungkasnya.

Pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai positioning yang diambil Demokrat sebagai penyeimbang itu, karena ingin bermain cantik. Strategi cari aman ini dilakukan agar tak digebuk pemerintah.

"Mengambil sikap bersebrangan dengan pemerintah sangat beresiko. Beresiko bisa dikerjai," kata Ujang tadi malam.

Namun, pengamat politik Universitas Paramadina Hendri Satrio menyarankan Demokrat untuk bergabung ke koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf. Karena, posisi ini dinilai lebih menguntungkan. "Sebab berada di dalam pemerintah justru akan memperkuat Demokrat," usul dia, ketika berbicang tadi malam.

Selain itu, Hensat, sapaannya juga menyarankan agar pidato SBY ikut menyoroti 3 hal penting saat ini, yaitu pertama soal wacana amanademen UUD 1945, termasuk wacana Presiden 3 Periode dan pemilihan Presiden kembali oleh MPR, Kedua adalah semangat anti korupsi yang perlu ditingkatkan, Ketiga tentang hantu radikalisme yang berpeluang memecah belah bangsa.