Siapa Duet Ahok di Pertamina?
Siapakah yang memenuhi kualifikasi untuk memimpin Pertamina bersama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, apa saja prestasi yang sudah dicapainya?
Foto : Instagram |
JAKARTA, Bagus - Presiden Joko Widodo (Jokowi) geram dengan kondisi Indonesia yang hobi impor minyak dan gas (migas), dalam sehari Indonesia mengimpor Migas 700 ribu-800 Ribu barel per hari.
Kejengkelan Jokowi beralasan, lantaran impor sebesar itu semakin memperbesar defisit negara migas (DNM), yang membengkakan defisit neraca perdagangan.
Penyebab utama meroketnya impor migas adalah penurunan lifting crude oil dan tidak dibangun kilang minyak hampir selama 30 tahun.
Jokowi meyakini bahwa Mafia Migas biang di balik peningkatan impor dan kegagalan pembangunan kilang minyak. Tidak dapat dipungkiri, bahwa ketiga permasalahan akut itu merupakan tanggung jawab Pertamina, yang tidak kunjung diselesaikan dalam kurun waktu lima tahun terakhir ini.
Erick Thohir memang sudah mengangkat Ahok sebagai komisaris utama (komut) Pertamina untuk mengatasi ketiga permasalahan akut yang dihadapi Pertamina.
Meski dikenal sebagai pendobrak, Ahok sebagai komut Pertamina tidak akan pernah mampu mengatasi permasalahan Pertamina sendirian, tanpa berduet dengan Direktur utama (Dirut) Pertamina yang baru.
Dirut Pertamina itu harus berintegritas, berani, dan professional di bidangnya, serta memiliki rekam jejak keberhasilan dalam mengelola BUMN.
Salah satu yang memenuhi kualifikasi tersebut adalah Ignasius Jonan, mantan menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) RI.
Prestasi Jonan sebagai berikut :
1. Mengawali kariernya di Citi Bank selama 20 tahun.
2. Debutnya di BUMN dan Pemerintahan diawali sebagai dirut PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero), saat itu menderita kerugian, yang diubah hingga mencapai keuntungan.
3. Prestasi monumental Jonan pada saat menjadi Dirut PT Kereta Api (KAI). Dalam waktu kurang dari 5 tahun.
Jonan sebagai pemimpin telah berhasil melakukan Perubahan besar di PT KAI hingga mencapai 'service excellence'.
Bahkan, Jonan berhasil mengubah PT KAI, yang semula menderita kerugian sebesar Rp83,5 miliar, menjadi keuntungan sebesar
Rp154,8 miliar, yang meningkat menjadi Rp560,4 miliar pada 2013.
Rp154,8 miliar, yang meningkat menjadi Rp560,4 miliar pada 2013.
4. Menjadi Menteri Perhubungan selama dua tahun. Namun, Jonan terkena reshuffle kabinet pada 27 Juli 2016.
5. Dua bulan kemudian, Presiden Jokowi mengangkat Jonan kembali menjadi Menteri ESDM pada 14 oktober 2016 hingga berakhirnya kabinet jilid satu.
Keberhasilan Pencapaian 98,8% rasio elektrifikasi, pengembangan EBT: Listrik Tenaga Surya, Listrik Tenaga Bayu, Bio Disel B20 dan B30, kompor listrik dan kendaraan listrik.
6. Keberhasilan Indonesia menguasai mayoritas 51 persen saham PT Freeport Indonesia setelah 51 tahun, salah satunya berkat kepiawaian dan keuletan Jonan dalam berunding dengan Freeport Mc Moran dan Rio Tinto.
7. Selama menjabat sebagai Menteri ESDM, Jonan juga sudah terbukti punya komitmen dan keberanian dalam menumpas para mafia bidang energi.
Berdasarkan kualifikasi dan capaian keberhasilan yang diukir, Jonan merupakan sosok yang tepat untuk diangkat menjadi Direktur utama dan berduet dengan Ahok untuk kemajuan Pertamina.
Duet Ahok-Jonan ini diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan akut yang dihadapi Pertamina, termasuk menganyang Mafia Migas seperti yang diharapkan oleh Presiden Jokowi.