Sejak 12 Maret, Kasus Meninggal COVID-19, Banyak Yang Tidak Dilaporkan
Juru Bicara Pemerintah Untuk Kasus COVID-19 Achmad Yurianto mengakui data kasus meninggal dunia akibat virus corona banyak yang tidak dilaporkan sejak tanggal 12 Maret 2020. Ia beralasan karena adanya kesalahan dalam pendataan.
JAKARTA - Kesalahan pendataan ini diketahui, setelah tadi pagi pihaknya melakukan pengecekan kembali dan berkoordinasi dengan seluruh rumah sakit di seluruh Indonesia yang merawat kasus coronavirus COVID-19.
"Ternyata beberapa rumah sakit belum melaporkan kasus kematian sejak tanggal 12 Maret sampai tanggal 17," ungkap Yuri dalam siaran langsung di channel YouTube BNPB Indonesia, Rabu (18/3).
Setelah data diperbaiki, terdapat lonjakan kasus meninggal dunia yang cukup signifikan. Dari 7 kasus meninggal, menjadi 19 kasus. Data itu diperbaharui hingga pukul 12 siang hari ini.
Penambahan kasus meninggal masing-masing 1 orang berasal dari Provinsi Bali, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur dan Sumatera Utara. Sementara Jawa Tengah ada 2 kasus. Kasus meninggal dunia terbanyak berasal dari DKI Jakarta yakni 12 orang.
|
JAKARTA - Kesalahan pendataan ini diketahui, setelah tadi pagi pihaknya melakukan pengecekan kembali dan berkoordinasi dengan seluruh rumah sakit di seluruh Indonesia yang merawat kasus coronavirus COVID-19.
"Ternyata beberapa rumah sakit belum melaporkan kasus kematian sejak tanggal 12 Maret sampai tanggal 17," ungkap Yuri dalam siaran langsung di channel YouTube BNPB Indonesia, Rabu (18/3).
Setelah data diperbaiki, terdapat lonjakan kasus meninggal dunia yang cukup signifikan. Dari 7 kasus meninggal, menjadi 19 kasus. Data itu diperbaharui hingga pukul 12 siang hari ini.
Penambahan kasus meninggal masing-masing 1 orang berasal dari Provinsi Bali, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur dan Sumatera Utara. Sementara Jawa Tengah ada 2 kasus. Kasus meninggal dunia terbanyak berasal dari DKI Jakarta yakni 12 orang.