Ventilator Pertama Bikinan LIPI, Meluncur Ke Jatim
Pemerintah Provinsi Jawa Timur kembali menerima bantuan ventilator guna memerangi Corona di Jawa Timur.
SURABAYA - Satu unit Ventilator Gerlink LIPI High Flow Nasal Cannula 01 (GLP HFNC-01) dari Deputi Ilmu Pengetahuan Teknik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dr. Agus Haryono, M.Eng tersebut diterima langsung oleh Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Selasa (7/7).
Alat tersebut merupakan produk alat terapi oksigen beraliran tinggi yang pertama di Indonesia dan telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan dengan Nomor Izin Edar Alat Kesehatan : KEMENKES RI AKD 20403020951.
Seusai menerima bantuan tersebut, Khofifah menyampaikan ucapan terima kasih dan dukungan yang diberikan LIPI kepada Pemprov Jatim. Khofifah menyebut bantuan tersebut sebagai wujud kegotongroyongan melawan Covid-19 di Jatim.
“AlhamdulillIah, terima kasih kepada LIPI yang memberikan bantuan kepada kami Pemprov Jatim. Terimakasih atas seluruh ikhtiar luar biasa yang dilakukan bersama-sama. Insyaallah Jatim bisa menang melawan Covid-19,” kata Khofifah.
Sementara itu, Deputi Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI Dr. Agus Haryono, M.Eng menjelaskan, ventilator tersebut diperuntukkan bagi pasien yang mengalami gagal nafas, namun masih bisa melakukan pernafasan sendiri. Kalau ventilator tipe lainnya untuk pasien dengan tingkat gagal nafas yang parah.
|
Bisa dikatakan, sebelum pasien Covid-19 gagal nafas, diupayakan membaik dulu kondisinya dengan alat ini. Langkah ini sebagai upaya pencegahan.
“Alat ini sangat berguna untuk pasien COVID-19 untuk tahap awal jika pasien masih dalam kondisi dapat bernafas sendiri. Alat ini mencegah pasien tidak sampai gagal nafas dan tidak harus diinkubasi menggunakan ventilator invasif. Dan ini baru pertama kali dikembangkan di Indonesia. Sekiranya bisa membantu penanganan Covid-19,” katanya.
Agus juga menjelaskan LIPI menggandeng PT. Gerlink Utama Mandiri dalam menghasilkan produk ini. Untuk sparepartnya sebanyak 80 persen berasal dari dalam negeri, dan bisa diproduksi di Bandung.