Diserbu Vaksin China, Epidemiolog Ingatkan Dampak Negatifnya
Jutaan dosis vaksin Covid-19 dari 3 produsen vaksin asal China akan masuk ke Indonesia bulan depan, November 2020. Padahal, uji klinis fase 3 baru akan selesai pada Maret tahun depan. Apakah vaksin ini aman?
JAKARTA - Kabar mengenai kepastian pasokan jutaan vaksin Corona dari China diketahui dari keterangan resmi Kemenko bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves), Senin (12/10).
Ilustrasi vaksinasi. Foto: Twitter |
Dalam rilis itu disebutkan, ada 3 produsen yang ditunjuk: Sinovac, Sinopharm dan G42/Sinopharm. Total, sekitar 7 juta dosis vaksin Corona dilaporkan siap dikirim ke Indonesia mulai bulan depan, November secara bertahap.
Jutaan vaksin lagi menyusul di bulan Desember. Sementara tahun depan, Sinovac akan mengirimkan 125 juta (dual dose), Sinopharm 50 juta (dual dose) dan Cansino 20 juta (single dose).
Single dose maksudnya adalah 1 dosis vaksinasi untuk 1 orang. Sementara dual dose artinya butuh 2 kali vaksinasi untuk satu orang.
Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman mengingatkan pemerintah agar tidak terburu-buru mendatangkan vaksin Corona ke Indonesia. Karena belum ada vaksin Covid-19 yang secara ilmiah terbukti aman dan efektif.
Semua proses riset vaksin, terangnya masih dalam tahap uji klinis fase 3. Termasuk vaksin dari China. Uji klinis fase 3 baru selesai pada bulan Maret, tahun depan.
"Jadi keamanan dan keefektifannya masih belum ada info secara ilmiah," kata Dicky dalam obrolan WhatsApp, Senin (12/10).
Kandidat PhD Global Health Security CEPH Griffith University mengimbau pemerintah harus sangat berhati hati dalam menerapkan mekanisme emergency use untuk vaksin. Karena dampak negative nya sangat serius.
"Pandemi swine flu memiliki kasus buruk terkait keputusan emergency use vaksin oleh pemerintah AS dan beberapa negara lain," ujarnya.
Contoh lain adalah ketika pandemi H1N1, tahun 2009. Dampak yang terjadi adalah narcolepsy, yang membuat penerima vaksin mengalami gangguan siklus tidur dan kelemahan otot.
"Saat itu yg dipaksakan adalah pemberian vaksin pandemrix," sebut Dicky.
Selain itu, menurut sang Epidemiolog, vaksin juga bukan solusi tunggal mengatasi pandemi. "Perlu dikombinasi dengan 3T dan 3M," tandasnya.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan vaksin Covid-19 akan pertama kali diberikan kepada tenaga medis, guru dan aparat keamanan.
"Pada tahap awal, kami akan memberikan prioritas vaksin kepada mereka," kata Terawan.
Perlu diketahui, studi klinis fase 3 vaksin Covid-19 sempat dihentikan oleh produsen vaksin AstraZeneca. Karena menimbulkan reaksi berbahaya. Penghentian itu sempat membuat sahamnya anjlok hingga 6 persen.
Padahal, vaksin dari perusahaam yang berkantor pusat di London, Inggris itu sudah dipesan oleh banyak negara. Mulai dari Inggris, Amerika Serikat, Jepang, Uni Eropa, Australia, India, Brazil dan Latam ex-Brazil.
Indonesia juga dikabarkan sudah menyiapkan uang muka sebesar 250 juta dolar AS atau setara Rp3,67 triliun untuk mendapatkan vaksin tersebut.
"Kami akan mengadakan vaksin dari AstraZeneca kontraknya 100 juta vaksin dan pemerintah akan membayar down payment 50 persen di akhir bulan ini," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam webinar yang digelar Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada, Minggu (11/10).