Restorasi Terumbu Karang, Terjunkan Kapal Ara & Drone
Proses Pengambilan Sampel Sedimen Menggunakan Grab Sampler. Foto: IST |
Diharapkan, program bertajuk PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional)-ICRG ini bisa menjadikan Bali sebagai objek wisata terbaik sekaligus memulihkan lingkungan alam laut Indonesia. Namun, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Kemenko Marves berkolaborasi dengan MTCRC.
"Kolaborasi ini bermakna dan simbolis," kata Safri, dalam keterangan yang diterima redaksi, kemarin. Diperkirakan, akan ada 11 ribu tenaga kerja yang terlibat dalam proyek restorasi terumbu karang raksasa ini.
Direktur Deputi Konservasi Maritim dan Pemanfaatan Pulau Kecil, Kemenko Marves Andreas mengatakan PEN-ICRG sebagai pusat rehabilitasi terumbu karang akan mensinergikan unsur ilmiah dan sosial ekonomi. Agar restorasi terumbu karang, selain bertujuan konservasi juga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan sebagai Edu-Eco Wisata. Karena Bali sangat bergantung pada sektor pariwisata.
“Karena itu, perlu diadakan survey batimetri untuk melihat topografi dasar laut agar kita bisa melihat dengan benar, lokasi transplantasi karang," jelas Andreas.
MTCRC sebagai pelaksana kegiatan penelitian dan survei, akan diperkuat oleh tim peneliti dari Korea dan Indonesia. Pemerintah Korea akan diwakilkan oleh KIOST (Korea Institute of Ocean Science and Technology), sementara Indonesia akan diwakilkan oleh ITB (Institut Teknologi Bandung).
Co-Director MTCRC Korea Hansan Park mengaku senang dapat berkontribusi bagi pembangunan Indonesia lewat kerjasama ilmu pengetahuan dan teknologi maritim. Menurutnya, pemanfaatan sains dan teknologi adalah elemen kunci pembangunan nasional.
"Kami menantikan kerjasama yang lebih banyak lagi kedepannya," ucapnya.
Dalam kerjasama ini, MTCRC telah melakukan survei kelautan yang terdiri dari survei batimetri, data fisik oseanografi, studi dasar laut, dan data kualitas air.
Survei batimetri dilakukan untuk mengukur kedalaman perairan yang akan dijadikan lokasi restorasi terumbu karang dan lokasi penenggelaman kapal perang. Survei dasar laut dilakukan untuk mengetahui topografi dan profil dasar laut. Hal ini penting dilakukan mengingat dalam menentukan lokasi penenggelaman kapal perang diperlukan informasi mengenai profil dasar laut.
Sedangkan data fisik oseanografi dan data kualitas air digunakan sebagai data pendukung. Hasil survei ini berupa peta rekomendasi yang berisi informasi tentang kedalaman dan profil dasar laut.
Survei akan dilengkapi Multibeam Echosounder, Single Beam Echosounder, CTD, Grab Sampler, Tide Gauge, Drone, dan Kapal ARA. Kapal ARA sendiri merupakan kapal yang dioperasikan oleh MTCRC untuk kegiatan penelitian dan eksplorasi kelautan. Kapal ini memiliki panjang 12 meter dengan kapasitas 12 orang termasuk awak kapal dan nahkoda.
Kapal ARA sudah tiba di Bali sejak tanggal 23 November 2020. Survey pertama dilaksanakan di kawasan Nusa Dua.
Co-Director MTCRC Indonesia Totok Suprijo berharap MTCRC dapat memberikan dukungan fasilitas peralatan dan tenaga ahli serta berperan aktif secara berkelanjutan dalam kegiatan PEN-ICRG. Sehingga tujuan pelaksanaan PEN-ICRG dalam jangka pendek maupun jangka panjang tercapai sesuai yang direncanakan oleh Pemerintah.
Ia juga berharap keahlian merestorasi taman terumbu karang yang dikembangkan di MTCRC bisa menjadi aset bangsa. "Semoga taman terumbu karang di Bali dapat direstorasi secepatnya, sehingga akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan domestik maupun mancanegara," tutupnya.