Sinyalemen Bagus! Jokowi Ketemu Amien di Istana
Tim Pengawal Peristiwa Pembunuhan (TP3) enam laskar FPI melakukan audiensi dengan Presiden Jokowi, kemarin. Kedatangan tim yang dikomandoi oleh Amien Rais itu, disambut hangat di Istana Merdeka, Jakarta.
MEMBUNGKUK - Presiden Jokowi membungkuk dan mengangkat salam namaste ketika menyambut Amien Rais dan rombongan TP3, di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (9/3). Amien juga membalas dengan gaya yang sama. Foto: Setpres |
Ketujuh tokoh senior ini masuk ke Istana sekitar pukul 10 lewat 5 menit. Semuanya mengenakan batik. Senada dengan Menko Polhukam Mahfud Md yang turut mendampingi.
Sementara Presiden Jokowi dan Mensesneg Pratikno yang menyambut kedatangan mereka kompak mengenakan kemeja putih.
Karena lagi pandemi Covid-19, Jokowi tidak menjabat tangan. Tapi hanya mengayunkan salam namaste ketika menerima ketujuh tokoh TP3 itu. Badannya sedikit membungkuk. Begitu pun Pratikno.
Amien cs membalas salam itu, dengan gaya yang sama. Namun, Amien terlihat tak menatap Jokowi. Ia justru melihat ke bawah.
Di meja, Amien duduk berhadap-hadapan dengan Jokowi. Antara rombongan Amien dan pihak Jokowi hanya dibatasi kaca akrilik. Pertemuan ini berlangsung singkat. Hanya sekitar 15 menit.
Mantan Ketua MPR yang pegang mic itu, sempat membacakan 2 ayat Al-Quran. Pertama, Surah Al-Maidah, ayat 32. Kedua, Surah An-Nisa ayat 93. Kedua ayat itu menjelaskan tentang hukum membunuh.
"Dan barangsiapa membunuh seorang beriman dengan sengaja, maka balasannya ialah neraka jahanam. Dia kekal di dalamnya," bunyi penggalan ayat terakhir yang dibacakan Amien.
Menurut Amien, dua ayat Al-Quran itu jugalah yang menjadi dasar dibentuknya TP3 yang kini diketuai oleh Abdullah Hehamahua. "Berusaha sesuai kemampuan kami, untuk mencari penyelesaian HAM berat yang menimpa 6 anak muda syuhada ini," sambungnya.
Dalam pernyataan sikapnya, TP3 meyakini telah terjadi pelanggaran HAM berat dalam kasus pembunuhan 6 laskar FPI. Bukan pelanggaran HAM biasa sebagaimana disimpulkan Komnas HAM. Mereka mendesak pemerintah untuk memproses kasus pembunuhan itu sesuai UU Nomor 20/2020 Tentang Pengadilan HAM secara tuntas, transparan dan berkeadilan.
Lalu bagaimana tanggapan Jokowi?
Merespons itu, Presiden mengatakan sudah meminta Komnas HAM untuk bekerja secara independen. Komnas HAM kemudian sudah menyerahkan laporan ditambah 4 rekomendasi.
"Bahwa temuan Komnas HAM di Cikampek, KM 50 itu adalah pelanggaran biasa," kata Mahfud, menirukan ucapan Presiden usai pertemuan.
Namun, lanjut Mahfud, Marwan Batubara menyanggah. Mereka yakin bahwa kasus pembunuhan itu adalah pelanggaran HAM berat. Lalu, Marwan ditantang Mahfud untuk menyerahkan bukti adanya pelanggaran HAM berat dalam pertermuan itu. "Mana, sampaikan. Atau kalau ndak, sampaikan menyusul kepada Presiden. Bukti, bukan keyakinan," tantangnya.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu menyebutkan 3 syarat pembunuhan itu bisa disebutkan pelanggaran HAM berat. Pertama, dilakukan secara terstruktur. "Itu dilakukan aparat dengah cara resmi secara berjenjang," jelas Mahfud. Lalu, kedua sistematis dan terakhir masif. "Mana buktinya, secuil saja. Bahwa ada terstruktur, sistematis dan masif," sambungnya.
Mahfud juga menjelaskan kenapa kok justru ke 6 laskar FPI yang sudah tewas itu dijadikan tersangka. "Itu hanya konstruksi hukum," terangnya. Ke 6 laskar itu hanya sehari dijadikan tersangka. Lalu dinyatakan gugur status tersebut.
Karena berdasarkan konstruksi hukum yang dibangun Komnas HAM, ke 6 laskar itu memancing aparat untuk melakukan tindak kekerasan dan membawa senjata. "Ada bukti senjatanya, ada proyektilnya. Bahkan di laporan Komnas HAM ada juga nomor telepon orang yang memberi komando," imbuh Mahfud.
Setelah itu, diketahui 3 orang Polisi yang membunuh ke 6 laskar FPI. Pembunuhan itu dilakukan karena disebut memancing aparat. Baru kemudian diumumkan perkaranya gugur. "Dalam bahasa umum disebut SP3. Tapi tidak usah SP3, itu cukup disebutkan perkaranya gugur," tandasnya. Karena menurut ketentuan Undang-Undang, tersangka yang sudah meninggal dunia, perkaranya gugur.
Muhyidin Junaedi, salah satu anggota TP3 yang ikut dalam pertemuan tersebut mengatakan klaim pelanggaran HAM berat yang disampaikan mereka di depan Presiden Jokowi bukan berangkat dari keyakinan semata. Tapi ada banyak bukti menurutnya yang bisa dijadikan pegangan.
"Oya banyak, kita punya banyak bukti. Kenpa orang itu dibelah tubuhnya, tanpa izin kleuarga. Banyak lagi, tapi nanti kita share," kata mantan pucuk pimpinan MUI Pusat itu tadi malam. "Saksinya juga ada," sambungnya.
Ngomong-ngomong, atas inisiatif siapa pertemuan TP3 dengan Presiden ini dilakukan?
Menurut Muhyidin, pertemuan itu dilakukan atas inisiatif TP3. Mereka sebetulnya sudah menyurati presiden untuk melakukan audiensi sejak 20 Februari lalu.
"Kami minta ketemu kepada presiden. Tapi surat pertama itu di-downgrade, ke mMenkopolhukam. Tapi kami gak mau," ungkapnya.
Terlepas siapa yang menginisiasi pertemuan itu, Jokowi sejak awal hingga akhir pertemuan tampak ramah dan membuka diri. Bahkan usai pertemuan, Presiden Joko Widodo mengantar Amien Rais dan rombongan sampai ke pintu depan Istana Merdeka.
Pengamat politik Hendri Satrio mengapresiasi Amien yang mau bersilaturahim dengan Presiden Jokowi. Menurutnya, ini adalah sinyalemen bagus dan akan dicatat sejarah. "Apalagi Pak Jokowi yang mau menerima Amien. Ini bukti bahwa pemerintahan Pak Jokowi juga ingin memperbaiki demokrasi dan Pak Amien pun mengutamakan jalan-jalan tabayun diskusi daripada turun ke jalan," kata Hensat, sapaan karibnya tadi malam.
Tak cuma Hensat, pertemuan Jokowi dengan Amien ini juga mendapat sambutan khalayak dunia maya. Di Twitter, nama Amien Rais masuk jajaran trending topik.
Salah satu yang ikut mencuitnya adalah @Dennysiregar7. Ketika mengomentari link berita pertemuan tersebut. "Gua gak bisa kayak @jokowi.. Harus sediakan waktu hadepin mbah-mbah halu dan dengar mereka ngomong gak jelas sekian belas menit dengan sabar. Mending makan rawon," sentilnya. "Menurut saya pak @jokowi luar biasa meluangkan waktu ditengah kesibukan yang padat utk menerima orang-orang seperti AR ini," timpal @FerdinandHaean3.
Sementara akun @eko_kuntadhi menyoroti ancaman neraka yang disampaikan Amien kepada Jokowi. "Wadoh. Ini Pak Amien Rais sampai bawa-bawa neraka ke istana. Apa dia sudah jadi jubir neraka?" candanya. "Amien rais sudah ke istana neh... Ok resmi mendapatkan kartu: Auto Cebong Club," sindir @kurawa.
Namun akun @DamanAbdWahid75 memuji Amien. "Diantaranya banyak Tokoh politik seperti nya cuma Pak Amien Rais yang berani tegas ketika menghadapi Jokowi," tulisnya. "Tumben biasa pintu istana tertutup rapat bagi yang tidak sepaham?" sentil @Silfer09732308. "Kejadian langka, semoga membawa kebaikan," harap @mashuripiliang.