Bukan Ultah, Ini Sebetulnya Acara Di Kediaman Gubernur Khofifah
Tidak ada pesta-pora ulang tahun (ultah), sebagaimana diberitakan. Yang ada hanya peluncuran buku Covid-19, sekaligus tasyakuran lebaran kupat dengan mengundang anak-anak panti asuhan.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Foto: Pemprov Jatim |
SURABAYA - Bantahan itu disampaikan Kepala Biro Humas dan Protokol Provinsi Jawa Timur Agung Subagyo. Menurutnya, acara di rumah dinas Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, pada Rabu (19/5) malam lalu itu bukan ultah.
"Itu acara tasyakuran, yang mengundang anak-anak panti asuhan sekaligus juga peluncuran buku penanganan Covid-19," terang Agung, dalam keterangannya Jumat (21/5).
Kebetulan, sambung dia memang bertepatan dengan ulang tahun Khofifah yang jatuh pada tanggal 19 Mei dan Wakil Gubernur Emil Dardak sehari setelahnya yakni 20 Mei.
"Tidak ada statemen ulang tahun dalam acara itu. Pimpinan gak mungkin menyelenggarakan ultah. Kalau tiba-tiba ada yang kasih ucapan, kan lain ceritanya," imbuhnya.
Pengalamannya, setiap mengikuti acara di lingkungan Pemprov Jatim, setiap orang wajib rapid test antigen. Termasuk di acara peluncuram buku Covid-19 itu.
"(Lokasi acara) Itu dengan gedung grahadi terpisah, ada 2 pintu pengamanan. Di pengamanan itu sudah disiapkan rapid antigen. Hanya orang-orang yang berstatus negatif yang diperkenankan masuk area," terang Agung.
Bahkan, sambung dia untuk urusan catering pun, diatur sesuai prokes. "Prasmanan tapi diambil konsep hotel. Nyodorin piring, tapi gak boleh ambil sendiri."
Ia membantah jika video kerumunan yang ramai di sosial media itu dinarasikan sebagai pesta pora ultah. "Tapi lagi pamitan. Kan ga mungkin teriak-teriak pamitan," tandasnya.
Melihat ketatnya prosedur masuk ke lokasi acara, ia meyakini semua peserta dipastikan sehat. Yang tidak pakai masker tak boleh masuk. Di setiap meja ada hand sanitiser, tisu basah, dan lainnya.
"Semua orang masuk dalam area acara sudah mengikuti rangkaian test antigen. Yang belum keluar hasilnya tak boleh masuk," sebutnya.
Agung memperkirakan jumlah peserta di bawah 50 orang. Sebagian besar anak-anak panti asuhan. "Tidak ada yang namanya kayak anak-anak yang pesta ultah, yang uniform seperti itu."
Ia juga menegaskan, bahwa acara beraroma ultah itu bukan inisiatif Gubernur. Yang ada, rencana tasyakuran dalam rangka syawalan. Hanya saja bertepatan dengan peluncuran buku Covid-19.
"Tidak ada dalam rangka tasyakuran Ultah bu Gub. Di Jawa itu ada lebaran kupat namanya," tandasnya.
Ia memastikan, Gubernur Jatim tidak mau main-main apalagi melanggar prokes Covid-19. "Ibu kan udah pernah kena Covid, ga mungkin main-main soal ini," pungkasnya. (*)