Wapres Ma'ruf Tak Terintimidasi Oleh Hasil Survei Kepuasan Publik Indikator & Charta
Wakil Presiden Ma'ruf Amin santai menanggapi amblasnya tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah. Ia sama sekali tidak terintimidasi oleh angka-angka survei yang dirilis oleh sejumlah lembaga survei belakangan ini.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Foto: Instagram @kyai_marufamin
JAKARTA - Sikap santai Ma'ruf ini diutarakan oleh Juru Bicara Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Masduki Baidlowi. Dia bilang, naik turunnya tingkat kepuasan publik itu adalah hal yang wajar-wajar saja.
"Wapres tidak merasa terintimidasi dengan menurunnya hasil survei," kata Masduki dalam siaran persnya, kemarin.
"Begitupun tidak akan menepuk dada ketika hasil survei kepuasan publiknya meningkat," sambungnya.
Lagi pula, sebut Masduki banyak hal yang mempengaruhi turun naiknya tingkat kepuasan itu. Sehingga, Presiden maupun Wapres memandang temuan surveri tersebut sebagai dinamika yang dapat dipahami.
"Karena fluktuasi kepuasan publik tersebut dipengaruhi oleh persoalan bangsa secara siklikal," terang Masduki.
Contohnya, pengaruh dari mahal dan langkanya minyak goreng, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan bahan pokok lainnya. Selain itu, isu penundaan Pemilihan Umum 2024 juga dinilai ikut membuat tingkat kepuasan kepada pemerintah melorot.
Ia berkeyakinan, tingkat kepuasan publik akan kembali pulih setelah pemerintah hadir memberi solusi konkrit bagi rakyat. Seperti di awal-awal tahun 2022, dimana tingkat kepuasan masyrakat menyentuh angka tertinggi karena dinilai berhasil mengatasi pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi.
"Survei Indikator juga menunjukkan bahwa Presiden dan Wapres bekerja dalam irama yang sama. Ketika kepuasan publik naik, keduanya bersama, begitupun ketika turun, sama-sama turun,” kata dia.
Jika menengok hasil survei Indikator Politik Indonesia (IPI) yang dirilis Selasa (26/4) lalu, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Ma'rut anjlok di bawah 50 persen. Tepatnya 45,2 persen. Terdiri dari 42,8 persen responden yang mengaku cukup puas dengan kinerja Ma'ruf. Hanya 2,4 persen yang mengaku sangat puas.
Angka kepuasan ini turun dibandingkan survei IPI yang dirilis Februari lalu. Dimana tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Ma'ruf masih di atas 50 persen. Yaitu 52,9 persen responden cukup puas dan 4,7 persen sangat puas.
Tingkat kepuasan publik tehadap Jokowi juga turun. Di bawah 60 persen. Persisnya, 59,9 persen. Padaha di bulan Januari 2022 lalu, Jokowi baru saja mencetak rekor tingkat kepuasan tertinggi sejak menjabat yakni 75,3 persen.
Selain di survei IPI, melorotnya tingkat kepuasan publik terhadap pemerintah juga terlihat dalam temuan lembaga survei Charta Politika. Angka kepuasan rakyat terhadqp rezim Jokowi-Maruf pada April 2022 tinggal 62,9 persen. Turun dari bulan Januari 2022 yang mencatatkan angka 71,7 persen.
JAKARTA - Sikap santai Ma'ruf ini diutarakan oleh Juru Bicara Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Masduki Baidlowi. Dia bilang, naik turunnya tingkat kepuasan publik itu adalah hal yang wajar-wajar saja.
"Wapres tidak merasa terintimidasi dengan menurunnya hasil survei," kata Masduki dalam siaran persnya, kemarin.
"Begitupun tidak akan menepuk dada ketika hasil survei kepuasan publiknya meningkat," sambungnya.
Lagi pula, sebut Masduki banyak hal yang mempengaruhi turun naiknya tingkat kepuasan itu. Sehingga, Presiden maupun Wapres memandang temuan surveri tersebut sebagai dinamika yang dapat dipahami.
"Karena fluktuasi kepuasan publik tersebut dipengaruhi oleh persoalan bangsa secara siklikal," terang Masduki.
Contohnya, pengaruh dari mahal dan langkanya minyak goreng, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan bahan pokok lainnya. Selain itu, isu penundaan Pemilihan Umum 2024 juga dinilai ikut membuat tingkat kepuasan kepada pemerintah melorot.
Ia berkeyakinan, tingkat kepuasan publik akan kembali pulih setelah pemerintah hadir memberi solusi konkrit bagi rakyat. Seperti di awal-awal tahun 2022, dimana tingkat kepuasan masyrakat menyentuh angka tertinggi karena dinilai berhasil mengatasi pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi.
"Survei Indikator juga menunjukkan bahwa Presiden dan Wapres bekerja dalam irama yang sama. Ketika kepuasan publik naik, keduanya bersama, begitupun ketika turun, sama-sama turun,” kata dia.
Jika menengok hasil survei Indikator Politik Indonesia (IPI) yang dirilis Selasa (26/4) lalu, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Ma'rut anjlok di bawah 50 persen. Tepatnya 45,2 persen. Terdiri dari 42,8 persen responden yang mengaku cukup puas dengan kinerja Ma'ruf. Hanya 2,4 persen yang mengaku sangat puas.
Angka kepuasan ini turun dibandingkan survei IPI yang dirilis Februari lalu. Dimana tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Ma'ruf masih di atas 50 persen. Yaitu 52,9 persen responden cukup puas dan 4,7 persen sangat puas.
Tingkat kepuasan publik tehadap Jokowi juga turun. Di bawah 60 persen. Persisnya, 59,9 persen. Padaha di bulan Januari 2022 lalu, Jokowi baru saja mencetak rekor tingkat kepuasan tertinggi sejak menjabat yakni 75,3 persen.
Selain di survei IPI, melorotnya tingkat kepuasan publik terhadap pemerintah juga terlihat dalam temuan lembaga survei Charta Politika. Angka kepuasan rakyat terhadqp rezim Jokowi-Maruf pada April 2022 tinggal 62,9 persen. Turun dari bulan Januari 2022 yang mencatatkan angka 71,7 persen.